Sejarah

KERAJAAN KUTAI

     Masa Awal Perkembangan Kerajaan Kutai

Berdasarkan sumber berita yang berhasil ditemukan bahwa kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur yaitu dihulu sungai Mahakam.                 
Sumber sejarah kerajaan Kutai adalah beberapa patung yang ditemukan dalam gua, digunung kembang, dan tujuh buah prasasti Yupa ( pada tahun 1879 sebanyak 4 yupa, dan pada tahun 1940 sebanyak 3 buah Yupa ). Menggunakan bahasa sansekerta dan huruf pallawa.
Prasasti peninggalan kerajaan Kutai berupa tiang-tiang batu yang dikenal dengan sebutan Yupa. Nama Yupa sebanarnya terdapat dalam prasasti itu sendiri. Kata Yupa memiliki arti tiang batu sebagai tempat untuk mengikatkan binatang korban yang dipersembahkan kepada dewa.
Bunyi tulisan Yupa adalah sebagai berikut :
” Sang Maharaja Kudungga yang amat mulya mempunyai putra yang mansyur, sang Aswawarman namanya mempunyai tiga orang putra yang seperti api ( sinarnya ) yang terkemuka dari tiga putranya itu adalah sang Mulawarman Raja besar, berbudi baik, kuat, dan kuasa yang telah mengadakan upacara kurban emas yang amat banyak dan untuk memperingati upacara kurban itulan tugu ini didirikan oleh para Brahma ”.

     Masa Perkembangan Kerajaan Kutai

1.    Kehidupan Politik
Sejak muncul dan berkembangnya pengaruh Hindu ( India ) di Kalimatan Timur terjadi perubahan dalam tata pemerintahan yaitu dari pemerintahan seorang kepala suku menjadi pemerintahan kerajaan dengan seorang raja sebagai kepala pemerintahan.
Raja - raja yang pernah memerintah di kerajaan Kutai antara lain :


a.    Raja Kudungga ( India )
Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah stuktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan menganggap dirinya menjadi raja sehingga penggantian raja dilakukan secara turun temurun.

b.    Raja Aswawarman
Prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan seorang raja yang cakap dan kuat.

c.    Raja Mulawarman
Raja Aswawarman digantikan oleh putranya yang bernama Mulawarman. Ia adalah raja terbesar dari kerajaan Kutai. Dibawah pemerintahnnya, kerajaan Kutai mengalami masa yang gemilang. Rakyat hidup tentram dan sejahtera, akhirnya raja Mulawarman mengadakan upacara kurban emas yang amat banyak.


2.    Kehidupan Sosial
Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai dapat diketahui pada abad ke-4 M di daerah Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesia yang telah banyak menerima pengaruh Hindu. Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan suatu kerajaan yang teratur rapi menurut pola pemerintahan di India.
Mayarakat Indonesia menerima unsur-unsur yang datang dari luar           ( India ) dan mengembangkan sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.

3.    Kehidupan Ekonomi
Melihat letaknya, Kutai sangat strategis terletak pada jalur aktifitas pelayaran dan perdagangan dunia barat dan dunia timur. Secara langsung maupun tidak langsung besar pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Kutai, terutama dalam bidang perekonomian masyarakatnya, dimana perdagangan juga dijadikan mata pencaharian utama saat itu.

4.    Kehidupan Budaya
Kehidupan budaya berupa Yupa, Yupa merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Kutai. Yupa tersebut berupa sebuah tiang batu ( tugu batu ) untuk mengikat hewan kurban yang akan dipersembahkan.
Salah satu Yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan Vaprakecvara. Ny. Sulaiman mengatakan bahwa Vaprakecvara diartikan sebagai berikut dengan arti lapangan yang luas tempat pemujaan. Hal ini didukung oleh beberapa faktor :
a.    Besarnya pengaruh kerajaan pallawa yang beragama siwa menyebabkan agama siwa terkenal di Kutai
b.    Pentingnya peranan para Brahma di Kutai menunjukkan besarnya pengaruh Brahma dalam agama siwa terutama mengenai upacara kurban.

     Masa Keruntuhan Kerajaan Kutai
Keruntuhan secara pasti belum diketahui sebab tidak ada yang menyebutkan tetapi kemungkinan disebabkan Kutai ditinggalkan oleh para pedagang.


KERAJAAN TARUMANEGARA

     Masa Awal Perkembangan Kerajaan Tarumanegara

Berdasarkan penemuan dari beberapa prasasti tentang kerajaan Tarumanegara, maka letak kerajaan itu di Jawa Barat, dengan pusat kerajaan diperkirakan terletak disekitar daerah Bogor sekarang.
Adapun wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta, dan sampai ke perbatasan Cirebon.
Sumber sejarah Tarumanegara berasal dari berita asing dan prasasti-prasasti     ( dari dalam negeri ) sebagai berikut :                                   

1.    Berita Cina dari zaman Dinasti Tang
Berita Dinasti Tang menyebutkan bahwa seorang pendeta Cina yang bernama Fa-Hien terdampar di pantai Pulau Jawa ( 414 M ) ketika ia hendak kembali dari India ke negerinya di Cina.
Dalam catatan perjalanannya ia menyebutkan bahwa didaerah pantai utara pulau Jawa bagian barat telah ditemukan masyarakat yang mendapat pengaruh Hindu-Budha.

2.    Prasasti
a.    Prasasti Ciarateun ( Ciampea, Bogor )    
b.    Prasasti Kebon Kopi ( Bogor )
c.    Prasasti Jambu ( Bogor )
d.    Prasasti Muara Cainten ( Bogor )
e.    Prasasti Tugu ( daerah Tugu, Jakarta Utara )
f.    Prasasti Pasir Awi ( Leuwiliang )
g.    Prasasti Munjul ( Banten )

3.    Arca-arca peninggalan kerajaan Tarumanegara
a.    Arca Rajasi ( disebutkan dalam prasasti Tugu ) diperkirakan berasal dari Jakarta.
b.    Dua buah patung wisnu dari Cibuaya yang diperkirakan berasal dari abd ke-7 M yang ditemukan di Semenanjung Melayu, Siam dan Kamboja.



     Masa Perkembangan Kerajaan Tarumanegara

1.    Kehidupan Politik
Berdasarkan tulisan yang terdapat pada prasasti-prasasti diketahui bahwa raja yang pernah memerintah di kerajaan Tarumanegara hanyalah raja Purnawarman. Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berkuasa selama ± 2 abad.
Berdasarkan tempat penemuan prasasti di duga bahwa letak kerajaan tarumanegara di sekitar Bogor. Dari beberapa prasasti yang di temukan menyebutkan bahwa raja Purnawarman adalah raja Tarumanegara yang gagah berani. Dari berita cina menyebutkan bahwa Tarumanegara mengirimkan utusan ke negeri Cina. Hal ini membuktikan bahwa Tarumanegara telah menjalin hubungan persahabatan dengan negara lain.

2.    Kehidupan Sosial
Berdasarkan sumber yang ada  pada masa pemerintahan raja Purnawarman masyarakat sudah teratur dan baik. Hubungan raja dengan rakyat serta Brahmana sudah terjalin dengan baik. Berdasarkan isi beberapa prasasti menyatakan raja Purnawarman menganut agama Hindu aliran wisnu.  Namun sebahagian besar rakyatnya masih menganut agama nenek moyang.

3.    Kehidupan Ekonomi
Berdasarkan sumber prasasti tugu diperkirakan bahwa bidang pertanian sudah maju. Di dalam prasasti ini disebutkan tentang adanya usaha untuk menggali sungai gomanti dengan tujuan mencegah adanya banjir. Dalam prasasti ini juga di ketahui bahwa bidang peternakan sudah berkembang hal ini terbukti dengan adanya pemberian 1.000.- ekor sapi kepada para brahmana.

4.    Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf pada prasasti kebesaran kerajaan tarumanegara dapat diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi.

     Masa Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara mengalami kemunduran dan berahir pada abad ke-7. dan selanjutnya tak pernah lagi ada berita tentang kerajaan Tarumanegara.



KERAJAAN MELAYU

Kerajaan ini dapat digolongkan kedalam kerajaan tertua di Indonesia, alasannya kerajaan ini menempati kedudukan istimewa di dalam perkembangan sejarah Indonesia.

Kerajaan Melayu merupakan salah satu kerajaan terkemuka di Sumatera Selatan waktu itu, diperkirakan berpusat didaerah Jambi. Yaitu ditepi kiri-kanan sungai Batang Hari. Pada sungai Batang Hari ini ditemukan peninggalan-peninggalan purba berupa candi-candi, arca, dan lain-lain.

Sumber sejarah yang dapat digunakan untuk menyelidiki kerajaan Melayu hanyalah berasal dari sumber Cina, sedangkan berita-berita dari prasasti tidak ada.
Seorang musafir China yang bernama I-Tsing ( 671 – 695 M ) menyebutkan di dalam bukunya bahwa pada abad ke-7 M secara politik kerajaan Melayu dimasukkan kedalam kerajaan Sriwijaya.


No comments:

Post a Comment